Kamis, 02 Juli 2015

Pengukuran Sudut Dengan Busur Baja Dan Busur Bilah

Pengukuran Sudut

Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, peserta diklat mampu :
  • menyebutkan bermacam-macam alat ukur sudut, baik alat ukur sudut langsung maupun alat ukur sudut tak langsung;
  • menggunakan bermacam-macam alat ukur sudut untuk memeriksa sudut-sudut benda ukur dengan cara yang tepat dan benar;
  • membaca skala alat-alat ukur sudut langsung dengan benar.
Uraian dan Contoh
Dalam pengukuran sudut juga ada alat-alat ukur sudut yang bisa langsung dibaca hasil pengukurannya, ada juga yang harus menggunakan alat-alat bantu lain dalam arti tidak bisa langsung dibaca hasil pengukurannya. 
Oleh karena itu, dalam pembahasan pengukuran sudut akan dibicarakan pengukuran sudut langsung dan tak langsung beserta alat dan cara menggunakannya. 
Dalam pembahasan ini kita akan membahas alat ukur sudut langsung saja.

Alat Ukur Sudut Langsung dan Cara Menggunakannya.
Beberapa alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur sudut secara langsung adalah busur baja (pretractor), busur bilah (universal bevel protractor) dan proyektor bentuk (profile projector).
  • Busur Baja (Protractor)
Busur baja merupakan alat ukur sudut yang hasil pengukurannya dapat langsung dibaca pada skala ukurnya. 
Alat ini dibuat dari pelat baja dan dibentuk setengah lingkaran dan diberi batang pemegang serta pengunci. Pada pelat setengah lingkaran itulah dicantumkan skala ukuran sudutnya. 
Untuk memudahkan, pelat berbentuk lingkaran yang berskala ini kita sebut dengan piringan skala utama. 
Antara piringan skala utama dengan batang penegang dihubungkan dengan pengunci yang mempunyai fungsi untuk mematikan gerakan dari piringan skala utama waktu mengukur.

Busur baja ini hanya mempunyai ketelitian sampai 1°. Piringan skala setengah lingkaran diberi skala sudut dari 0° sampai 180° secara bolak balik. Satu skala kecil besarnya sama dengan 1°. 
Busur baja ini cocok digunakan untuk mengukur sudut-sudut benda ukur terutama yang terbuat dari pelat. 
Di samping itu untuk pengukuran yang cepat alat ini tepat juga untuk mengukur sudut-sudut alat potong cutting tool misalnya sudut dari mata bor drill atau muka pahat bubut.
 Untuk mengukur sudut-sudut yang kecil atau terpancung, maka dalam menggunakan busur baja ini dapat dibantu dengan penyiku. 
Gambar-gambar berikut ini menunjukkan gambar dari busur baja dan contoh-contoh penggunaannya.




  • Busur Bilah (Universal Bevel Protractor)

Alat ukur sudut ini penggunaanya lebih luas dari pada busur baja. 

Gambar 3.3 menunjukkan sebuah busur bilah. Dari gambar tersebut nampak bahwa bagian-bagian dari busur bilah adalah piringan skala utama, skala nonius (vernier), bilah utama, badan/landasan, kunci nonius dan kunci bilah. Skala utama mempunyai tingkat kecermatan hanya 1 derajat. 
Dengan bantuan skala nonius maka busur bilah ini mempunyai ketelitian sampai 5 menit. 
Kunci nonius digunakan untuk menyetel skala nonius dan kunci bilah digunakan untuk mengunci bilah utama dengan piringan skala utama.

Dengan adanya bilah utama dan landasan maka busur bilah ini dapat digunakan untuk mengukur sudut benda ukur dengan berbagai macam posisi. 
Untuk hal-hal tertentu biasanya dilengkapi pula dengan bilah pembantu. 
Bilah utama dan bilah pembantu bisa digeser-geserkan posisinya sehingga proses pengukuran sudut dapat dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pengukuran yang betul.



  • Cara Membaca Skala Ukur Busur Bilah
Prinsip pembacaannya sebetulnya tidak jauh berbeda dengan prinsip pembacaan mistar ingsut, hanya skala utama satuannya dalam derajat sedangkan skala nonius dalam menit. 
Yang harus diperhatikan adalah pembacaan skala nonius harus searah dengan arah pembacaan skala utama. Jadi, harus dilihat ke mana arah bergesernya garis skala nol dari nonius terhadap garis skala utama.

Sebagai contoh lihat Gambar 3.4 di bawah ini. 
Gambar tersebut menunjukkan ukuran sudut sebesar 50° 55’ (lima puluh derajat lima puluh lima menit). 
Garis nol skala nonius berada di antara 50 dan 60 dari skala utama, tepatnya antara garis ke 50 dan 51. Ini berarti penunjukkan skala utama sekitar 50 derajat lebih. 
Kelebihan ini dapat kita baca besarnya dengan melihat garis skala nonius yang segaris dengan salah satu garis skala utama. Ternyata yang segaris adalah garis angka 55 dari skala nonius. 
Ini berarti kelebihan ukuran tersebut adalah 55 menit (11 garis di sebelah kiri garis nol: 11 x 5 menit = 55 menit). Jadi, keseluruhan pembacaannya adalah 50 derajat ditambah 55 menit = 56 derajat 55 menit (50° 55’).


  • Proyektor Bentuk (Profile Projector)
Proyektor bentuk merupakan alat ukur yang prinsip kerjanya menggunakan sistem optis dan mekanis. Sistem optis digunakan untuk memperbesar bayangan dari benda ukur. Sedang sistem mekanis digunakan pada sistem pengubah mikrometernya. 
Bayangan benda ukur bisa dilihat pada layar dan hasil pengukuran (besarnya dimensi benda ukur) bisa dilihat pada skala mikrometer atau skala sudut. 
Dengan demikian, proyektor bentuk ini bisa digunakan untuk mengukur bentuk mengukur panjang dan mengukur sudut. 
Karena komponen-komponen utamanya banyak menggunakan lensa maka benda-benda yang diukur dengan proyektor bentuk harus mempunyai dimensi ukuran yang relatif kecil. 
Hal ini perlu guna menghindari rusaknya permukaan lensa tempat meletakkan benda ukur.

Bagan dari proyektor bentuk dapat dilihat pada Gambar 18 
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan disini beberapa komponen penting dari proyektor bentuk antara lain yaitu lampu, lensa kondensor, filter penyerap panas, filter berwarna, kaca alas, lensa proyeksi, cermin datar dan layar.

Cara kerja ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut: Benda ukur diletakkan di atas kaca alat, bila perlu digunakan penjepit benda ukur. 
Lampu dinyalakan untuk mendapatkan sinar yang sinarnya diarahkan ke benda ukur. 
Dengan adanya lensa proyeksi dan kaca/cermin datar maka sinar dibiaskan menuju layar. 
Dengan adanya sinar ini maka bayanga dari benda ukur akan dapat dilihat pada layar. 
Bayangan tersebut akan kelihatan dengan dimensi ukuran yang lebih besar dari pada dimensi sesungguhnya. Hal ini terjadi karena proyektor bentuk ini dilengkapi dengan lensa pembesar. 
Hasil pengukuran dapat dilihat pada skala mikrometer ataupun skala sudut. 
Sistem skala sudutnya sama dengan sistem skala sudut dari busur bila yang mempunyai skala utama dan skala nonius. 
Untuk pengukuran sudut, tingkat kecermatan yang bisa diperoleh dengan proyektor bentuk adalah 6 menit (6’).


Untuk pengukuran benda ukur yang bersudut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: dengan menggunakan layar yang berskala dan dengan memutar meja di mana skala sudut berada. 
Bila yang digunakan layar berskala maka yang dibaca hasi pengukurannya adalah skala yang ada pada layar. 
Sebaliknya bila yang digunakan untuk mengukur sudut adalah dengan memutar meja (rotary table) maka hasil pengukurannya dapat dibaca pada skala sudut yang diletakkan di atas meja putar tersebut.


Rangkuman 
  1. Beberapa alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur sudut secara langsung adalah busur baja (protractor), busur bilah (universal bevel protractor) dan proyektor bentuk (profile projector).
  2. Busur baja merupakan alat ukur sudut yang hasil pengukurannya dapat langsung dibaca pada skala ukurnya
  3. Busur Bilah (universal bevel protractor) merupakan Alat ukur sudut yang penggunaanya lebih luas dari pada busur baja, bagian-bagian dari busur bilah adalah piringan skala utama, skala nonius (vernier), bilah utama, badan/landasan, kunci nonius dan kunci bilah.
  4. Proyektor bentuk merupakan alat ukur yang prinsip kerjanya menggunakan sistem optis dan mekanis
Evaluasi Materi Pokok.
  1. Sebutkan bagian-bagian utama dari busur bilah (universal bevel protractor) ?
  2. Berapakah besarnya ketelitian dari alat ukur sudut busur bilah?
  3. Berapakah besarnya tingkat ketelitian yang bisa dicapai oleh alat ukur sudut proyektor bentuk (profile projector)?
  4. Sebutkan cara pengukuran sudut yang bisa dilakukan dengan proyektor bentuk ?
Umpan Balik dan Tindak Lanjut 

Setelah menyelesaikan modul ini dan mengerjakan semua tugas serta evaluasi maka berdasarkan kriteria penilaian, peserta diklat dinyatakan lulus/tidak lulus. 
Apabila dinyatakan lulus maka dapat melanjutkan ke modul berikutnya, sesuai dengan alur peta kedudukan modul, sedangkan apabila dinyatakan tidak lulus maka peserta diklat harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan mengambil modul selanjutnya.

inilah sedikit pembahasan tentang pengukuran sudut pada benda yang kerja.
semoga pembahasan ini dapat bermamfaat buat teman-teman..
salam sukses.. Gbu

About the Author

Unknown

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar


iklan

 

Copyright © ILMU TEKNIK. All rights reserved. Published By Kaizen Template CB Blogger & Templateism.com