Bahan dasar pembuatan pelumas oli
sintetik antara lain poly-alpha-olefin (PAO), polyalkylene glycols (PAG), alkylated napthalenes (AN), alkyklated benzenes, dan synthetic esters (misalnya: diesters, polyolesters, silicate esters,
phospate esters) (en.wikipedia.org/wiki/Synthetic oil dan en.wikipedia.org/wiki/
lubricant). Miller (dalam Justiana dan Hardanie, 2007) menemukan bahan dasar
baru untuk membuat pelumas sintetis yaitu dari limbah plastik jenis
polietilena.
Poly-alpha-olefin (PAO) yang
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pelumas khususnya pelumas sintetik
mesin kendaran adalah yang memiliki berat molekul rendah (www.wikipedia.com). Polialfaolefin
adalah sebuah polimer yang dibuat dari polimerisasi alfaolefin (α-olefin). α-olefin
merupakan suatu alkena yang ikatan rangkap karbon-karbon terletak diantara atom
karbon nomor 1 dan 2.
Umumnya α-olefin digunakan sebagai ko-monomer pada
golongan cabang polimer alkil seperti pada 1-heksena berikut.
Banyak polialfaolefin memiliki golongan cabang
alkil yang fleksibel pada setiap karbon dari rantai polimernya. Golongan alkil
ini dapat membentuk dirinya dalam berbagai konformasi. Hal ini menyebabkan
golongan ini “ very difficult for the
polimer molecules to line themselves up side-by-side in an orderly way” (www.wikipedia.com).
Oleh karena itu, banyak polialfaolefin yang tidak mengkristal atau tidak
menjadi padatan dengan mudah dan dapat tetap berminyak, cairan kental pada
temperatur rendah. Biasanya kopolimer polietilena dari alfa olefin yang
memiliki berat molekul kecil (misalnya seperti 1-heksena, 1-oktena) lebih fleksibel
daripada polietilena rantai lurus dengan
densitas tinggi. Golongan cabang metil pada polimer polipropilena tidak cukup
lama membuat tipe propilena secara komersial lebih fleksibel dibandingkan
polietilena.
Salah satu bahan kimia yang banyak dipakai
sebagai bahan dasar minyak pelumas sintetis adalah polyolester. Mulyana dan
Tjahjono (2003) dalam risetnya telah berhasil mensintesis suatu senyawa
polyolester dimana berdasarkan hasil analisa viskositas dan densitas terlihat
bahwa senyawa tersebut menyerupai pelumas hidolik dengan tipe VG 5 atau PG 10
jenis pelumas dari pertamina.
Tahap-tahap reaksi yang terjadi dalam proses pembuatan
senyawa polyolester yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pelumas
sintetik adalah: metanolisis, produksi asam peracetate, epoksidasi, dan
hidrolisis. Parameter yang diobservasi adalah konsentrasi dan komposisi
reaktan, katalis dan waktu reaksi.
Dalam penelitiannya, Miller (dalam Justiana dan Hardanie, 2007) telah berhasil membuat senyawa yang mirip hidrokarbon cair yang dapat diubah menjadi pelumas.
Adapun proses pembuatannya adalah sebagai berikut: plastik polietilena dipanaskan dengan menggunakan metode pirolisis, kemudian terbentuk suatu senyawa hidrokarbon cair yang memiliki bentuk mirip lilin (wax), sifat kimia senyawa hidrokarbon cair hasil pemanasan limbah plastik tersebut mirip dengan senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah sehingga dapat diolah menjadi minyak pelumas.
Proses selanjutnya adalah mengubah senyawa hidrokarbon cair menjadi pelumas dengan menggunakan metode hidroisomerisasi

0 komentar:
Posting Komentar