1. PENDAHULUAN
Dengan berkembangnya industri pompa skala besar dewasa ini, maka
perkembangan teknologi material dasar khususnya besi perlu juga ditingkatkan
dan hal tersebut sedang ditempuh oleh PT X untuk mengembangkan pengadaan dan
pemasaran produk cor yaitu pembuatan bearing
house dengan menggunakan material besi tuang kelabu.Besi tuang kelabu adalah jenis material yang sudah lama digunakan oleh manusia untuk menunjang kehidupan dalam bentuk peralatan atau komponen rumah tangga, alat-alat dalam permesinan, dan lain-lain. Keunggulan besi tuang kelabu adalah dapat langsung dibentuk menjadi bentuk akhir (net shape) melalui proses solidifikasi (solidification) atau pengecoran (casting), serta tidak mengalami penyusutan volume (shrinkage) yang terlalu tinggi pada saat solidifikasi. Karena sifat inilah material ini digunakan pada berbagai macam aplikasi, salah satunya adalah bearing house. Bearing house merupakan salah satu bagian dari komponen yang terdapat pada pump model FSA
|
|
Karena itu, guna memperbaiki sifat mekanis bearing house, umumnya besi tuang dipadu dengan unsur paduan. Kandungan-kandungan yang memberikan pengaruh yang besar pada bahan adalah karbon (C), silikon (Si) serta mangan (Mg). Karbon (C) dan silikon (Si) mempunyai fungsi yang mirip, kedua-duanya mendorong pembentukan grafit. Sedangkan mangan (Mn) berfungsi sebagai pencegah penggrafitan dan meningkatkan kestabilan cementite.
Melihat karbon (C), silikon (Si)
serta mangan (Mn) yang sangat berpengaruh pada sifat mekanik pada bearing house begitu pula dengan
struktur mikro serta sifat mekanik besi tuang kelabu, maka penting sekali untuk
melakukan penelitian ini.
Sehingga dari penelitian ini dapat diketahui sifat mekanik, komposisi
kimia yang cocok dan dapat diketahui perlu atau tidaknya perlakuan panas pada bearing house ini.
2.
METODOLOGI
PENELITIAN
Tahapan pertama pada penelitian ini adalah membuat
variasi komposisi sehingga didapatkan variasi struktur mikro dengan spesimen
yang memiliki komposisi yang berbeda-beda, kemudian dilakukan uji metalografi
serta uji kekerasan pada spesimen tersebut dengan variabel komposisi; karbon (C) sebesar 2,5% - 4,0%, silikon (Si) sebesar
1,0% -3,0% dan mangan (Mn) sebesar 0,4% - 1,0%. Adapun Pengujian-pengujian yang
dilakukan adalah pengujian komposisi dengan alat spektrometer, pengujian
struktur mikro, pengujian kekerasan kekerasan yang dinyatakan dengan bilangan
kekerasan Brinell
3. HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Ada
tiga hasil pengujian dalam pengujian ini, yaitu uji komposisi, uji tarik
dan uji kekerasan dan hasil struktur mikro. Setiap hasil uji
ditunjukkan oleh grafik hasil pengujian dan gambar struktur mikro.
3.1. Hasil
Komposisi Kimia
Proses
pengujian komposisi kimia pada besi
tuang kelabu ini dilakukan di PT. X dengan alat spectrometer
tipe desktop merek metalscan 2500
buatan arun technology england.Kandungan unsur karbon, silikon dan mangan memberikan pengaruh yang besar pada bahan besi tuang kelabu, sedangkan unsur-unsur lain cenderung konstan dan bernilai tetap sehingga tidak memberikan pengaruh yang berarti. Setelah nilai karbon dan silikon didapatkan dari pengujian spectrometer, maka nilai karbon dan silikon ini dapat diwakili oleh nilai carbon equivalent (%CE) dengan rumus berikut:
CE = %C + (1/3 x
%Si)
Sehingga
didapatkan nilai %CE yang berbeda-beda dan dapat dilihat pada Tabel 1. di bawah
ini;
Tabel 1. Nilai
%CE besi tuang kelabu
Komposisi
|
%CE
|
||||
%Mn
|
%C
|
%Si
|
Keterangan
|
||
0,76
|
3,30
|
1,77
|
3,89
|
hypoeutektik
|
|
0,786
|
3,37
|
1,80
|
3,97
|
hypoeutektik
|
|
0,792
|
3,57
|
2,09
|
4,26
|
hypoeutektik
|
|
0,808
|
3,65
|
1,93
|
4,29
|
hypoeutektik
|
|
0,984
|
3,67
|
2,01
|
4,34
|
hypereutektik
|
|
0,923
|
3,72
|
2,05
|
4,4
|
hypereutektik
|
|
|
|
|||||
3.2. Hasil uji kekerasan
Data dari hasil pengujian kekerasan,
dibuat grafik hubungan kekerasan dengan penambahan nilai CE%.
Dari Tabel 1 dapat diketahui dari
hasil pengujian bahwa distribusi kekerasan pada suatu material uji tidaklah
merata. Hal ini disebabkan pada laju pendinginan pada saat pengecoran
berlangsung tidak merata.
Dari Gambar 1 di atas, angka
kekerasan yang didapatkan menunjukkan penurunan yang signifikan seiring dengan
bertambahnya nilai carbon equivalent (%CE).
Nilai CE berbanding terbalik dengan angka kekerasan. Hal ini banyak dipengaruhi
oleh komposisi kimia dan struktur mikro besi tuang kelabu yang cenderung
membentuk matriks ferrite. Jadi
semakin tinggi % CE maka grafit yang dihasilkan semakin banyak, sehingga
matriks ferrite juga semakin
meningkat, hal iniah yang menyebabkan kekerasan besi tuang kelabu semakin
rendah. Sebaliknya semakin rendah %CE, grafit semakin sedikit, matriks ferrite yang terbentuk semakin sedikit
dan matriks pearIlite yang dihasilkan
semakin tinggi, hal inilah yang menyebabkan nilai kekerasan pada besi tuang
kelabu menjadi semakin tinggi. (Sadino. dkk., 2001)
Penambahan jumlah ferrite ini terjadi karena C dan Si merupakan pembentuk grafit
dimana jika kandungan Si naik maka akan menyebakan penguraian sementit yang
menjadi grafit sehingga matriks yang dihasilkan adalah ferrite dengan kekuatan yang rendah, berikut ini adalah pengaruh
kandungan C serta Si terhadap pembentukan matriks pada besi tuang kelabu.
Sedangkan
dari perbandingan nilai kekerasan dengan kadar Mn diatas dapat dibuat grafik
hubungan nilai kekerasan dengan bertambahnya unsur Mn,
semoga bermanfaat buat para pembaca trimakasih sudah mengunjungi

0 komentar:
Posting Komentar