1.Pengujian Tarik
Uji tarik rekayasa
banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu
bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan (Dieter, 1987). Pada
uji tarik, benda uji diberi beban gaya
tarik sesumbu yang bertambah secara kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan
pengamatan terhadap perpanjangan yang dialami benda uji (Davis, Troxell, dan
Wiskocil, 1955). Kurva tegangan regangan rekayasa diperoleh dari pengukuran
perpanjangan benda uji.
Tegangan yang
dipergunakan pada kurva adalah tegangan membujur rata-rata dari pengujian tarik
yang diperoleh dengan membagi beban dengan luas awal penampang melintang benda
uji.
Regangan yang
digunakan untuk kurva tegangan regangan rekayasa adalah regangan linier
rata-rata, yang diperoleh dengan membagi perpanjangan panjang ukur (gage length) benda uji, ΔL, dengan
panjang awalnya, L0.
Pada waktu
menetapkan regangan harus diperhatikan:
- Pada baja yang lunak sebelum patah terjadi pengerutan (pengecilan penampang) yang besar.
- Regangan terbesar terjadi pada tempat patahan tersebut, sedang pada kedua ujung benda uji paling sedikit meregang.
- AR garis lurus. Pada bagian ini pertambahan panjang sebanding dengan pertambahan beban yang diberikan. Pada bagian ini, berlaku hukum Hooke:
- Y disebut titik luluh (yield point) atas.
- Y’ disebut titik luluh bawah.
- Pada daerah YY’ benda kerja seolah-olah mencair dan beban naik turun disebut daerah luluh.
- Pada titik B beban mencapai maksimum dan titik ini biasa disebut tegangan tarik maksimum atau kekuatan tarik bahan (sB). Pada titik ini terlihat jelas benda kerja mengalami pengecilan penampang (necking).
- Setelah titik B, beban mulai turun dan akhirnya patah di titik F (failure)
- Titik R disebut batas proporsional, yaitu batas daerah elastis dan daerah AR disebut daerah elastis. Regangan yang diperoleh pada daerah ini disebut regangan elastis.
- Melewati batas proporsional sampai dengan benda kerja putus, biasa dikenal dengan daerah plastis dan regangannya disebut regangan plastis.
- Jika setelah benda kerja putus dan disambungkan lagi (dijajarkan) kemudian diukur pertambahan panjangnya (ΔL), maka regangan yang diperoleh dari hasil pengukuran ini adalah regangan plastis (AF’).
0 komentar:
Posting Komentar