Rabu, 01 Juli 2015

Prinsip Kerja Berbagai Jenis Alat Ukur Geometrik

Prinsip Kerja Berbagai Jenis Alat Ukur Geometrik

Alat ukur geometrik yang paling sederhana adalah mistar/penggaris yang mempunyai garis-garis skala ukuran. 
Penggaris ditempelkan pada benda ukur dan diatur posisinya sehingga skalanya berimpit dengan objek ukur (bagian benda ukur yang akan diukur panjangnya). 
Penggaris digeserkan ke kiri-kanan sampai angka nol skala menjadi segaris dengan salah satu tepi/ujung yang lain dimanfaatkan sebagai penunjuk pada skala sehingga panjang benda ukur akan terbaca. 
Proses pengukuran panjang yang sederhana seperti ini hampir pasti akan dilakukan setiap orang dengan seksama, tidak tergesa-gesa, demi untuk mencapai hasil yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. 
Setiap orang tak akan mau memakai penggaris yang bengkok atau yang skalanya rusak tak terbaca.

Jika memang hanya dibutuhkan kecermatan pengukuran sampai dengan 1 mm, alat ukur penggaris ini memang memadai. 
Tukang kayu umumnya cukup memakai penggaris dengan kecermatan 1 mm untuk mengerjakan pintu rumah. 
Bila dalam membuat ketebalan papan pintu tersebut ia diharuskan memakai alat ukur, misalnya mistar ingsut dengan kecermatan 0,05 mm, pengerjaan papan pintu akan menjadi lebih lama. 
Tukang kayu akan lebih sibuk mengukur dan mengasah papan kayu sampai komponen pintu yang dibuat ini memiliki ketebalan yang sama atau mendekati ukuran yang diinginkan dengan kecermatan ukuran 0,05 mm.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pengukuran diperlukan :

Alat ukur yang berfunsi dengan baik dengan kecermatan yang memadai disesuaikan dengan permintaan. 
Dalam pembuatan komponen mesin/peralatan permintaan. 
Dalam pembuatan komponen mesin/peralatan permintaan ini tertera pada gambar teknik/mesin yaitu spesifikasi geometrik dengan beragam jenis toleransi geometrik,

Pelaksanaan pengukuran yang seksama dengan prosedur tertentu untuk menghindarkan terjadinya kesalahan pengukuran,

Pengukuran yang tak hanya dilakukan setelah produk selesai dibuat tetapi juga dilaksanakan sewaktu produk sedang dibuat. 
Bila perlu mesin perkakas diatur/di-setel untuk memastikan apakah elemen geometrik telah mencapai ukuran dalam batas-batas toleransinya.

Sebagai petunjuk umum, kecermatan alat ukur sebaiknya sekitar 1/10 daerah toleransi objek ukur. Sebagai contoh, suatu poros dengan -0,010 ukuran : f 65 g6 atau f 65 -,0029 mm sebaiknya diukur dengan komparator dengan kecermatan £ 0,002 mm.

Bentuk objek ukur dan daerah toleransi yang diimajinasikan yang diberlakukan pada objek ukur serta tingginya kecermatan yang diinginkan memerlukan suatu alat ukur geometrik yang mungkin harus dirancang secara khusus. 
Hal ini membuat ragam alat ukur menjadi banyak, masing-masing dengan cara yang dapat berlainan. Alat ukur akan lebih mudah digunakan bila si pengukur (operator) memahami cara kerja alat ukur. Oleh karena itu, dalam sub bab ini beberapa prinsip kerja alat ukur geometrik akan diuraikan baik secara agak terperinci maupun garis besar cara kerjanya.

Prinsip kerja alat ukur geometrik dapat lebih mudah diterangkan melalui komponen utamanya yaitu sensor, pengubah, dan penunjuk/pencatat serta pengolah data.

  • Sensor
Sensor adalah “peraba” dari alat ukur, yaitu yang menghubungkan alat ukur dengan benda ukur. Ujung-ujung kontak dari mikrometer, kedua lengan dari mistar ingsut (vernier caliper), jarum dari alat ukur kekasaran permukaan adalah merupakan contoh dari sensor mekanis. 
Sistem lensa (obyektif) adalah merupakan sensor dari alat ukur optis. Suatu poros dengan lubang-lubang kecil melalui mana udara tekan mengalir keluar adalah suatu contoh dari sensor pneumatis.
  • Pengubah
Pengubah adalah bagian yang terpenting dari alat ukur, melalui mana isyarat dari sensor diteruskan, diubah atau diolah terlebih dahulu sebelum diteruskan ke bagian lain dari alat ukur (bagian penunjuk). 
Pada bagian inilah diterapkan bermacam-macam prinsip kerja, mulai dari prinsip kinematis, optis, elektris, pneumatis sampai pada system gabungan, yang kesemuanya ini pada dasarnya adalah bertujuan untuk memperbesar dan memperjelas perbedaan yang kecil dari geomatri suatu obyek ukur.
  • Penunjuk Dan Pencatat (Perekam Data Pengukuran)
Isyarat yang telah diperbesar oleh bagian pengubah diteruskan ke bagian penunjuk yang akan menunjukkan hasil pengukuran lewar garis indeks atau jarum penunjuk yang bergerak relatif terhadap bidang skala atau dengan penunjuk ber-angka (digital). 
Skala, yang berupa jajaran garis, dengan orientasi ;urus atau lengkung, dibuat dengan jarak tertentu untuk mempermudah pembacaan. Jarak antar garis skala mempunyai arti tertentu yang menunjukkan kecermatan alat ukur atas besaran yang diukur. Pada penunjuk digital, kecermatan alat ukur diwakili oleh angka (desimal) terakhir.

Sebagai tambahan atau sebagai ganti penunjuk, suatu pencatat dapat merupakan bagian alat ukur. Pencatat diperlakukan jika data pengukuran harus direkam secara berkesinambungan. 
Pada beberapa pengukuran geometrik, misalnya kekasaran atau kebulatan, hasil akhir pengukuran didapat dari analisis rekaman data (secara manual atau otomatik, lihat bagian pengolah data) yaitu analisis grafik yang dihasilkan pencatat.
  • Pengolah Data Pengukuran
Pengolah isyarat sensor umumnya merupakan bagian integral (tak terpisahkan) dari pengubah. Sementara itu, pengolah data pengukuran merupakan bagian alat ukur yang menyatu, atau dapat juga terpisah.
Pengolahan data dapat dilakukan secara analog (data dalam bentuk isyarat berkesinambungan) atau dapat juga secara digital. Bagi pengolahan secara digital, isyarat analog harus diubah terlebih dahulu menjadi isayaat digital (dilakukan oleh bagian ADC; 
Analog to Digital Converter), semakin banyak digunakannya komputer (PC) sebagai bagian alat ukur geometrik.

Hasil pengolahan data pengukuran, yakni harga parameter bagi geometri yang diukur misalnya parameter kekakasaran permukaan atau kebulatan objek ukur, dapat diperlihatkan mealui layar monitor, direkam pada media perekam (kertas, magnetik, optik, magneto-optik), atau diteruskan ke bagian lain, di luar sistem pengukuran, yang menjadi satu kesatuan sistem kontrol yang menyeluruh.

Itulah sedikit Prinsip Kerja Alat Ukur. Mudah-mudahan Bermanfaat buat teman-teman yang sudah berkunjung.

About the Author

Unknown

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

1 komentar:


iklan

 

Copyright © ILMU TEKNIK. All rights reserved. Published By Kaizen Template CB Blogger & Templateism.com